Share

Tak Mungkin Tahun Ini, BBM Harus Naik Maret

Martin Bagya Kertiyasa , Okezone · Kamis 10 April 2014 07:32 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 09 20 967884 ya2195qh93.jpg Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Perbaikan terus terjadi pada neraca perdagangan Indonesia, lantaran impor yang terus menurun. Meski demikian, pemulihan ekonomi global yang lebih lambat telah membuat ekspor ke mitra dagang seperti China, ikut terkoreksi.

Ekonom Bank Danamon, Anton Hendranata, menilai di sisi impor, meskipun ada penurunan dalam impor non-migas, namun impor bahan bakar masih cukup tinggi.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Oleh karena itu, kami masih mengharapkan defisit neraca dagang dapat dipersempit lebih lanjut ke 2,9 persen dari pertumbuhan domestik bruto (PDB) tahun ini," jelas dia dalam risetnya di Jakarta.

Menurutnya, beban impor bahan bakar bersubsidi juga merupakan salah satu faktor yang membebani kinerja fiskal. Menurutnya, pemerintah harus mengusulkan revisi anggaran negara pada Mei, karena banyak asumsi makro telah menyimpang, seperti pertumbuhan ekonomi yang melambat , nilai tukar yang lemah dan lifting minyak yang lebih rendah.

"Kami melihat defisit fiskal bisa lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Pemerintah harus dapat mengusulkan skema subsidi tetap pada bahan bakar atau memotong pengeluaran lainnya," jelasnya,

Anton melihat, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bisa menjadi pilihan, meskipun tidak mungkin terjadi tahun ini, karena merupakan tahun pemilu. Menurutnya, menaikkan harga BBM bersubsidi akan lebih baik dilakukan pada sekitar Maret April , ketika tekanan inflasi musiman rendah.

"Oleh karena itu kami pikir perkiraan inflasi masih di jalur (4,94 persen), meskipun kita melihat ada efek El Nino pada harga pangan dan dampak langsung dari kenaikan tarif listrik untuk pengguna industri," tukas dia.

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini