Share

Esemka Jalan di Tempat, Pemesan Mulai Hengkang

Bramantyo, Okezone · Rabu 19 Maret 2014 15:16 WIB
https: img.okezone.com content 2014 03 19 52 957512 t11jcHJlhP.jpg F: Esemka (Okezone)

SOLO - Setahun lebih sudah mobil hasil karya para siswa SMK Esemka berjalan di tempat. Jumlah pemesan Esemka kini menyusut drastis, mereka mundur dengan alasan yang beragam.

Para calon pembeli memilih membatalkan pesanan lantaran proses produksinya terlalu lama. Namun, secara individual mereka juga ada yang menyatakan kecewa dengan hasil yang didapatkan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Melihat kondisi tersebut, Direktur Pelayanan dan Pengembangan, Solo Techno Park, Gampang Sarwono mengakui adanya ketidak profesionalan dalam mengembangkan industri perakitan mobil nasional (Mobnas) tersebut.

Pihaknya meminta agar pihak Pemkot kembali campur tangan membenahi struktur kepengurusan yang dinilai Gampang berjalan ditempat. Bila tak segera diambil langkah cepat, keberadaan mobil Esemka hanya akan menjadi bagian cerita di dunia automotif belaka.

"Perombakan manajemen PT SMK, harus segera dilakukan. Ini guna menyelamatkan eksistensi mobil Esemka yang semakin redup,” jelas Gampang, di Solo, Jawa Tengah, Rabu (19/3/2014).

Secara keseluruhan, pihaknya mengaku pesimistis, proyek perakitan mobil Esemka yang sempat dijadikan kendaraan politik Jokowi ini, bisa bertahan lama. Apabila kondisi seperti saat ini tidak segera dibenahi. Belum lagi, satu persatu pemesan mulai hengkang tanpa ada kejelasan pasti. Padahal untuk merakit mobil Esemka yang mulai ditinggalkan pemesan, Gampang mengutarakan cukup besar.

"Dari sisi produksi mobil Esemka masih sulit dikembangkan. Pasalnya, industri perakitan mobil merupakan unit usaha raksasa yang membutuhkan dana sangat besar. Setiap pembuatan mobil minimal harus bisa menyediakan 18.000 komponen inti. Dan tampaknya sangat sulit diwujudkan sekarang,” terang Gampang.

Kendala lainnya adalah, industri mobil sarat kebijakan pemerintah, belum lagi sistem yang mengaturnya juga sangat luas. Seandainya semua kebijakannya bisa kelar, belum tentu sistem pemasarannya berjalan lancar. Sehingga adanya campur tangan dari pemerintah sangat perlu dilakukan.

"Para calon pembeli memilih membatalkan pesanan lantaran proses produksinya terlalu lama. Namun, secara individual mereka juga ada yang menyatakan kecewa dengan hasil yang didapatkan," paparnya.

Sementara itu terpisah, Bupati Karanganyar Juliatmono mengatakan, sebenarnya pihaknya masih tetap konsisten untuk membeli mobil Esemka seperti yang telah ditetapkan Bupati sebelumnya Rina Iriani.

Hanya saja, hingga saat ini pihak Pemkab Karanganyar tak mendapatkan kejelasan dari pihak PT SMK kapan mobil tersebut bisa selesai, maka secara otomatis anggaran yang semula telah dipersiapkan untuk membeli mobil tersebut dibatalkan.

"Terlalu lama dan kami tidak bisa menunggunya terlalu lama. Kalau bisa cepat,kita akan anggarakan kembali," pungkasnya.

(zwr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini