Share

BBM Menjadi Penyakit Inflasi Bertahun-tahun

Petrus Paulus Lelyemin , Okezone · Kamis 02 Januari 2014 18:57 WIB
https: img.okezone.com content 2014 01 02 20 920878 bk31dUKerk.jpg ilustrasi (Foto: Reuters)
A A A

JAKARTA - Tingkat inflasi sepanjang tahun 2013 yang melaju sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kembali dijadikan alasan atas meningkatnya angka kemiskinan. Terakhir, inflasi yang meroket dijadikan alasan kenaikan angka kemiskinan yakni pada tahun 2005-2006 ketika pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengungkapkan, keadaan yang kurang lebih mirip itu telah dihadapi pemerintah dengan beberapa langkah yang berbeda sehingga perbedaan dampaknya terhadap laju pertumbuhan angka kemiskinan cukup signifikan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Pada Maret-September 2013, kenaikannya sedikit. Salah satu penyebabnya adalah cara menangani kenaikan BBM-nya berbeda," ujar Suryamin ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (2/1/2014).

Seperti diketahui pada tahun 2005, harga BBM dinaikkan dari Rp1.810 menjadi Rp2.400 per liter (Maret 2005) dan dari harga Rp2.400 menjadi Rp4.500 per liter (Oktober 2005). Kala itu, jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 juta orang (15,97 persen) menjadi 39,30 juta orang (17,75 persen).

Sedangkan pada Juni 2013, harga BBM dinaikkan dari Rp4.500 menjadi Rp6.500 per liter. Kebijakan tersebut kembali disebut sebagai penyebab kenaikan angka kemiskinan.  Jumlah penduduk miskin Maret-September 2013 naik menjadi 28,55 juta orang (11,47 persen) dari 28,07 juta orang (11,37 persen) pada Maret 2013.

Pada kesempatan berbeda, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Armida Alisjahbana menyatakan perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa langkah kompensasi yang dilakukan pemerintah.

"Misalnya BLSM, sebelumnya kan kita pakai BLT. Dari pengalaman itu kita menyiapkan kompensasi yang lebih tepat untuk menangani laju pertumbuhan angka kemiskinan," tuturnya di kantornya.

Dia juga mengakui bahwa besaran kenaikan BBM yang terjadi pada tahun 2013 memang tidak sebesar yang terjadi di tahun 2005 yang naik sebesar 100 persen.(rez)

(wdi)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini