Share

Perjalanan Mobil Listrik Nasional Masih Panjang

Bramantyo, Okezone · Kamis 05 Desember 2013 13:52 WIB
https: img.okezone.com content 2013 12 05 52 907718 Db01m5sCFq.jpg F: Mobil listrik UNS (Bramantyo/Okezone)

SOLO - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta mengakui, bahwa proyek pengembangan mobil listrik nasional masih membutuhkan proses yang panjang.
 

"Masih harus melalui beberapa level. Saat ini berada pada level tujuh. Jika lolos satu level maka dilanjutkan pada level berikutnya," jelas Gusti pada wartawan, di Solo, Jawa Tengah, Kamis (5/12/2013).

 

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dalam proyek pengembangan mobil listrik nasional, Kemenristek menggandeng perguruan tinggi seperti UNS. Khususnya fakultas teknik, karena memang membutuhkan tenaganya. Terlebih lagi UNS saat ini juga sedang mengembangkan pembuatan baterai.

 

"Saya datang di UNS memang mau lihat baterai yang dikembangkan di UNS," ujarnya Menristek lagi.

 

Selama ini baterai yang digunakan, menurut Gusti, masih berukuran besar, keras tapi memiliki daya listrik rendah. Padahal idealnya kecil, ringan, dengan daya listrik tinggi. Kini UNS sedang mencoba membuat yang ideal itu.

 

Sementara itu Koordinator Pengembangan mobil listrik nasional (Molinas) Universitas Sebelas Maret (UNS) Muhammad Nizam mengemukakan bahwa saat ini UNS dalam proses pembuatan baterai. Dalam pembuatan mobil listrik nasional, baterai yang menjadi sumber energi utama menjadi kendala dalam pengembangan mobil listrik nasional.

 

Menurut Nizam, material atau bahan - bahan mentah yang dipakai untuk baterai seperti lithium sulit didapat di Indonesia, itu pun mesti impor dan mahal harganya. Baterai yang dibeli dari luar negeri dengan kapasitas 40 kilowatt, harganya berkisar Rp 80 - 100 juta. Angka ini bisa berubah dan tergantung pada kurs dolar.

 

"Hal itulah yang menjadi fokus pihaknya untuk membuat baterai secara mandiri," jelasnya.

(zwr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini