Tapi gegap gempita mobil murah yang diklaim ramah lingkungan ini, ternyata tidak serta merta membuat Proton turut serta. Proton masih berpikir ulang bila harus main di kelas mobil yang dibanderol Rp100 jutaan tersebut.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Untuk saat ini kita belum main LCGC, tapi semua tergantung kebijakan kantor pusat. Kita telah memberi masukan apa yang terjadi di pasar, dan ada rancangan untuk mengarah kesana. Namun untuk saat ini belum ada perencanaan," ujar Presiden Direktur PT Proton Edar Indonesia, Mohd Asri Bin Khayan, saat peluncuran Suprima S di Jakarta.
Sebelumnya memang dikabarkan, Malaysia akan merebadge Daihatsu Ayla atau Toyota Agya melalui Perodua, salah satu pabrikan automotif terbesar Malaysia setelah Proton. Kedua mobil murah Tanah Air tersebut, akan dijadikan mobil murah menggantikan Perodua Viva, yang telah dipasarkan di Malaysia.
"Untuk masalah itu, mungkin saja merupakan kebijakan ATPM lain untuk strategi pemasaran mereka. Tapi hal tersebut juga bisa menjadi tantangan baru di pasar ini. Bagi Proton jika ingin menuju kesana, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar," pungkasnya.
(zwr)
