Kondisi ini tanpa dipungkiri bisa saja terjadi, terlebih jatah Pertamax memang belum merata di seluruh Indonesia, padahal sasaran penjualan produk LCGC mencakup seluruh wilayah Indonesia. Ada juga spekulasi yang menyatakan bahwa dengan kehadiran LCGC maka jumlah konsumsi bahan bakar bersubsidi akan membengkak, berbanding lurus dengan meningkatnya penjualan LCGC nantinya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Rio Sanggau, Head Domestic Marketing Astra Daihatsu Motor (ADM) berpendapat sejatinya program LCGC adalah agenda Pemerintah yang sudah dijajaki sejak 2008, kemudian di tahun 2009 pemetaan telah dibuat, dan pada tahun 2010 Pemerintah sendiri memprediksi dalam tiga tahun kemudian peraturan LCGC sudah keluar.
"LCGC Bukan program dadakan karena semua sudah diperhitungkan Pemerintah," jelas Rio, di booth Daihatsu, JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Perihal LCGC tidak boleh memakai bahan bakar bersubsidi, Rio menjelaskan standar mesin milik Astra Daihatsu Ayla pun harus menggunakan RON 92, walaupun ia juga menyadari tidak semua pemilik Ayla akan selalu taat peraturan.
Jika saja ada pemilik Ayla yang mengalami kerusakan mesin karena terlalu sering menggunakan premium, Rio mengatakan harus disesuaikan kasus dengan fakta yang ada. Sebab ada beberapa jenis kerusakan mesin yang memang tidak ditanggung garansi ADM.
"Dalam buku panduan kendaraan Astra Daihatsu Ayla terdapat pernyataan bahwa mesin harus mengkonsumsi bahan bakar tanpa timbal dengan kadar RON 92 yang setara Pertamax," tutupnya.
(zwr)