Pertama yang harus dilakukan, jangan panik. Sama sekali tidak membantu jika menanggulangi masalah ini dengan kegiatan yang tidak perlu.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Bersahabat dengan cuaca, memang lebih baik bila AC dimatikan untuk menghemat bahan bakar, namun masalahnya bila cuaca panas terik dan macet, ini adalah salah satu konsekuensi yang harus dihadapi. Lain hal dengan malam hari, membuka kaca dan mematikan AC, bisa jadi pilihan tapi perlu diwaspadai juga tentang keamanan lingkungan sekitar.
Matikan mesin. Pilihan ini adalah yang teraman untuk mobil bila dirasakan kondisi macet masih lama dan panjang. Kesehatan mobil juga perlu diperhatikan karena perjalanan mudik dan keliling kampung halaman memang biasanya tidak dilakukan dalam sehari.
Tapi yang perlu diingat, hindari menyalakan dan mematikan mesin berulang-ulang, karena proses menyalakan mesin juga menghabiskan bahan bakar.
Bila kondisinya bukan macet total melainkan tersendat, lakukan berkendara secara ECO driving. Kurangi bukaan gas yang tidak diperlukan, mengganti posisi transmisi jangan sampai melebihi 2.000 RPM. Manfaatkan kontur jalan dengan lebih banyak mengandalkan momentum pergerakan bodi kendaraan, sampai akhirnya menemui SPBU terdekat.
"Sebenarnya hal ini bisa terjadi di mana saja, tidak hanya saat mudik. Mungkin yang bisa dilakukan adalah mendorong mobil ke pinggir kemudian meminta bantuan. Bila saat mudik bisa saja menelepon bantuan service car dari posko mudik,” jelas Parman Suanda, Kepala Bengkel Plaza Toyota Pemuda, saat dihubungi Okezone, Selasa (30/7/2013).
“Perlu diingat juga bila jarum indikator bensin telah mencapai batas terakhir biasanya masih ada cadangan sekitar 3-4 liter. Jadi lebih baik dimanfaatkan sebaik-baiknya. Saran saya memang ketika liburan tangki itu seharusnya diisi full buat persiapan," tutup Parman.
(zwr)