Beberapa tahun yang lalu, sepasang sepatu desainer “hanya” dijual dengan harga sekitar USD400 (Rp3.972.000). Sekarang, wanita harus merogoh kocek higga USD1,000 (Rp9.930.000) lebih untuk membeli alas kaki mewah. Dan desainer pun menyalahkan biaya produksi di Eropa.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Lebih mahal membuat sepatu sekarang. Dan itu untuk alasan yang sangat membosankan," kata desainer Christian Louboutin kepada The New York Times, seperti dilansir Dailymail.
Sejak mata uang Euro diperkenalkan pada 2002 dan memiliki nilai yang lebih kuat dari USD, biaya produksi sepatu di Eropa telah meningkat sedemikian rupa hingga beberapa rumah mode sepatu mewah membeli penyamakan kulit sendiri. Konsumen lah yang tampaknya membayar harga untuk itu semua.
"Sekarang, ada jurang antara bahan baku dan kulit, yang membuat harga naik sangat tinggi," jelas Louboutin yang mengaku bahwa biaya produksi sepatunya telah meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Harga untuk sepatu hak kulit klasik sekarang umumnya berkisar dari USD600 (Rp5.958.000) sampai USD1,400 (Rp13.902.000), sepatu oxford dapat dijual di atas USD1,000 (Rp9.930.000), dan sepatu bot USD2,000 (Rp19.860.000) atau lebih.
Untuk sepatu hak kulit paten standar yan paling murah, Jimmy Choo menjualnya seharga USD575 (Rp5.709.750) sedangkan Christian Louboutin membanderol USD625 (Rp6.206.250). Ini adalah harga yang yang dianggap wajar dalam pasar sepatu desainer.
Di skala yang lebih tinggi, ada platform heels kulit berhiaskan 160 kristal warna-warni rancangan Christian Louboutin seharga USD6,395 (Rp63.502.350).
Sama seperti tas, sepatu telah terbukti tangguh melewati efek resesi atau krisis moneter. Hal ini terutama karena sepatu dipandang sebagai kebutuhan pokok sehari-hari oleh para fashionista. Seberapa mahalnya harga sepatu, namun ada saja yang akan membelinya.
(tty)
