Share

Ingin Irit BBM, Pakai Konverter Gas Ini Saja

Febri Ardani, Okezone · Minggu 12 Mei 2013 13:03 WIB
https: img.okezone.com content 2013 05 11 52 805550 Bv68mFUZsd.jpg F: Autogas (Febri A / Okezone)

JAKARTA - Kabar tentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah Indonesia mungkin saja akan terealisasi. Berita terkini mengatakan kenaikan BBM akan dimulai pada bulan Mei namun sampai hari ini masih belum terealisasi.

PT Autogas Indonesia punya solusi untuk memberi penghematan bahan bakar bagi operasional kendaraan sehari-hari. Alat ciptaannya berupa converter kit pada kendaraan yang mampu merubah BBM menjadi Gas bahkan telah diperkenalkan sejak tahun 2005 lalu.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Perbedaan harga yang signifikan antara BBM dan gas adalah hal yang mendasari diciptakannya converter kit ini. Harga seliter setara dengan premium untuk Vigas Rp3.600 dan harga setara premium BBG Rp3.100.

"Mobil yang telah terpasang converter kit gas bisa menggunakan 2 bahan bakar, gas atau bensin. Ketika gas habis maka secara otomatis kendaraan akan beralih ke bensin," tukas Thomas Nurhakim, Direktur Utama Autogas Indonesia, saat gelaran Tumplek Blek, Sabtu (11/5/2013).

Ada dua jenis gas yang tersedia, yaitu Bahan Bakar Gas (BBG) atau Compressed Natural Gas (CNG) seperti yang digunakan Busway dan Vigas atau Liquid Gas for Vehicle (LGV). Total SPBG yang ada di Jakarta ada 11, sedangkan SPBG BBG ada 10.

Thomas juga memaparkan dari sisi keamanan, gas lebih aman dari BBM karena titik pengapian yang lebih tinggi. Kebiasaan masyarakat Indonesia yang lebih sering menggunakan BBM menaikan anggapan bahwa gas lebih berbahaya dari BBM.

Sampai saat ini sudah lebih dari 2.000 kendaraan yang telah di konversi agar dapat menggunakan BBG. "Biaya untuk pemasangan berkisar Rp12 juta sampai Rp20 juta tergantung jenis mobil dan pemilihan tabung serta kapasitas penampungan BBG. Harapan kami pemilik kendaraan akan beralih ke BBG dan tidak menggunakan bahan bakar yang disubsidi pemerintah," tutup Thomas lagi.

(ian)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini