Share

Produksi Agya-Ayla Masih Tunggu Aba-Aba Pemerintah

Rezkiana Nisaputra, Okezone · Kamis 25 April 2013 15:47 WIB
https: img.okezone.com content 2013 04 25 52 797564 c7EkzV66LK.jpg F: Astra Daihatsu Ayla (Septian P/Okezone)

JAKARTA- Direktur PT Astra Internastional Tbk (ASII) Sudirman M. Rusdi mengaku, bahwa pihaknya baru akan memproduksi varian Low Cost Green Car (LCGC) jika pemerintah sudah mengeluarkan aturan yang jelas soal LGCG.
 

Menurut Sudirman MR, selama aturan tersebut belum jelas, pihaknya tidak akan memproduksi Astra Daihatsu Ayla dan Astra Toyota Agya tersebut.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Kami masih nunggu atas keluarnya peraturan tersebut, dan kami memang harus menunggi," ujar Sudirman usai RUPST ASII, di Hotel Four Season, Jakarta, Kamis (25/4/2013).

 

Sudirman juga meminta, agar insentif untuk setiap produsen yang mau mengeluarkan mobil LCCG Insentif tersebut diajukan. Ini bisa bermanfaat buat meringankan biaya produksi perseroan.

 

"Nanti kalau aturan itu sudah keluar, kita juga meminta insentif pajak barang mewah diskon 100 persen tadinya 10 persen jadi 0 persen. Itu kalau sudah disetujui maka kami baru akan mulai produksi," tukas dia.

 

Sementara itu, memang awalnya perseroan telah menyiapkan total produksi mobil untuk LCGC sebanyak 17 ribu unit. Namun hal tersebut sampai saat ini aturan itu belum juga keluar sehingga niat untuk memproduksi pun dibatalkan.

 

Saat ini pihaknya telah menggandeng 145 pemasok komponen untuk mendukung produksi mobil LCGC. "Kami telah melibatkan 145 pemasok untuk komponen LCGC," ucapnya.

 

Sudirman menambahkan, aturan soal LCGC masih tertahan di meja Kementerian Keuangan. Pihaknya berharap, agar aturan LCGC tersebut bisa segera terealisasikan, untuk bisa sesegera memulai proses produksi.

 

Sebelumnya, Kementerian Keuangan menegaskan, bahwa LCGC termasuk dalam perhitungan penentuan volume Kuota. Pasalnya diharapkan bisa berganti dari mobil boros menjadi bahan bakar hemat.

 

"Itu sudah termasuk dalam prediksi volume, yang salah satunya disebabkan oleh pertambahan jumlah mobil," ujar Plt Kepala BKF Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro.

(zwr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini