Share

Terkendala Biaya, Produksi Mobil Esemka Tersendat

Bramantyo, Okezone · Jum'at 12 April 2013 17:01 WIB
https: img.okezone.com content 2013 04 12 52 790604 wpVnvEGgC6.jpg F: Esemka Rajawali (Bramantyo/Okezone)

SOLO - Minimnya dana segar yang dimiliki PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) membuat proses perakitan mobil Esemka berbagai varian menjadi terhambat.

Agar bisa terus memproses perakitan mobil Esemka berbagai varian di bengkel milik PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), membutuhkan dana segar sekira Rp100 miliar.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Direktur Marketing, yang juga merangkap sebagai Humas PT SMK Sabar Budi mengatakan besarnya dana yang dibutuhkan agar bisa memproduksi mobil Esemka, membuat pihaknya berupaya mencari sumber dana dengan menggaet sejumlah investor lokal.

"Dana yang dibutuhkan saat ini, sekitar Rp100 miliar. Ya, kita memang butuh dana segar untuk mengoptimalkan proses perakitan mobil Esemka di Solo," kata Sabar Budi, Direktur Marketing, yang juga merangkap sebagai Humas PT SMK, kepada wartawan, di Solo,Jawa Tengah, Jumat (12/4/2013).

Saat ini, dana perakitan mobil Esemka di bengkel PT SMK sekitar 30-40 persen ditopang dari koperasi SMK, yang terdiri dari 580 koperasi skala kecil dan menengah.

Ditambahkan Sabar, biaya perakitan sebuah mobil buatan dalam negeri seperti Esemka ini memang membutuhkan dana yang sangat besar. Hal ini, lantaran harga komponen seperti suku cadang mesin dan bodi mobil sebagian masih diimport luar negeri.

"Satu unit mobil itu, biasanya membutuhkan biaya perakitan hingga finishing sekitar Rp135 juta. Belum lagi, cost pajak mobil dan operasional sekitar 5 persen," terangnya. Sembari menunggu investor yang memang benar-benar tertarik menanamkan modalnya di PT SMK,"paparnya.

Dua konsep kerjasama,tambah Sabar, telah dipersiapkan pihaknya. Pertama adalah joint venture dengan bagi hasil pendapatan sekitar 30 persen untuk PT SMK kemudian sisanya bagi investor.

Kedua, kerjasama dengan pengusaha lokal, bisa dijalin denga menggunakan konsep pinjaman lunak layaknya perbankan dengan pelaku UKM.

Untuk yang pinjaman lunak, dia berujar, sampai sekarang sudah ada 20 investor yang tertarik bekerjasama dengan PT SMK.

"Dan joint venture, ada dari investor asal Semarang dan Jakarta yang bergerak di bidang industri komponen dan manufaktur. Kita sekarang sedang mengkaji, mana yang paling tepat diterapkan bagi pendanaan perakitan mobil di PT SMK," terangnya.

Ditanya mengenai kesiapannya menerima pesanan 8.000 mobil ke luar kota, dia mengaku pesimistis bisa dikerjakan sekaligus.

PT SMK mengklaim bakal mengirimkan mobil pesanan yakni Esemka Bima seharga Rp90 juta ke Dumai, Cilegon dan Kediri. Waktu pengirimannya, paling lambat pada akhir bulan ini.

(ian)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini