Jika kondisi lalu lintas seperti ini terus berlanjut, diprediksi dua sampai tiga tahun ke depan kecepatan kendaraan akan sama dengan kecepatan orang berjalan kaki.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Melihat dari tren terutama di koridor Utara dan Selatan Jakarta, pada jam sibuk seperti pagi hari terjadi penurunan kecepatan. Terutama pada Morning pick (jam 6-9 pagi) yang berjalan hanya dengan kecepatan 6-9 km/jam. Jika ini terus terjadi itu sama saja dengan kecepatan orang jalan kali," papar Prof Danang Parikesit, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) saat Road Safety Seminar AISI di Hotel Grand Mercure, Jakarta, Senin (25/2/2013).
Menurutnya ada dua hal yang menjadi pemicu terjadinya kemacetan seperti itu karena masyarakat memilih kendaraan pribadi sebagai kendaraan sehari-hari, daripada naik kendaraan umum.
"Kombinasi dua hal, pertama penduduk yang meningkat. Pendapatan tinggi membuat masyarakat beli kendaraan. Kedua lokasi rumah yang membuat perjalanan semakin jauh sementara sistem transportasi tidak ada penambahan trayek," urainya.
Lebih lanjut Danang mengatakan solusi untuk mengatasi kemacetan seperti ini adalah memperbanyak alat transportasi publik.
"Solusinya harus ada kombinasi, MRT salah satunya. Solusi yang tercepat adalah menyiapkan alat transportasi lebih banyak." tuntasnya.
(zwr)