Share

Mobil Listrik EC ITS Tembus 80 Km/Jam, Tapi...

Nurul Arifin, Okezone · Senin 28 Januari 2013 08:41 WIB
https: img.okezone.com content 2013 01 28 52 752498 vb6vtfl7T3.jpg F: Mobil listrik EC ITS (Nurul Arifin/Okezone)

SURABAYA- Mobil listrik EC ITS mampu melaju dengan kecepatan maksimal 80 km/jam. Tapi, tim pengembangan EC ITS ini masih harus menyempurnakan sistem baterai EC ITS ini.

"Pernah sampai kecepatan 40 km/jam. Berdasarkan hitungan teoritis, EC ITS ini tembus 80 km/jam. Hanya saja, dengan kecepatan tersebut, sangat berbahaya jika dikendarai di jalan raya," kata Dosen Pembimbing Mobil Listrik EC ITS, Nur Yuniarto, Minggu (27/1/2013).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Yuniarto menjelaskan, motor impor yang digunakan dalam EC ITS ini memiliki spesifikasi putaran mesin 6.000 rpm. Namun, setelah dipasang ternyata hanya mampu pada 2.500 rpm. Sementara baterei yang digunakan berdaya 6 Kwh dengan kecepatan 40 km/jam.

Memang ada kendala untuk ketersediaan baterei dengan daya 20 Kwh. Namun demikan dalam sekali pengisian ulang, mobil listrik sudah mampu berjalan menempuh jarak maksimal 100 kilometer.

"Kami bersama teman-teman dari Jurusan Kimia dan Kimia MIPA ITS akan meriset baterei dan juga motor yang akan dipasang di EC ITS. Sehingga kedepan mobil ini dapat digunakan untuk masyarakat," ujarnya.

Menurutnya, agar mobil ini dapat diterima oleh masyarakat yang perlu diperhatikan adalah dari aspek keamanan. Sebab, kemungkinan bisa meledak jika ada over charge dalam baterei.

"Target kita 3 tahun lagi, baterei sudah buatan ITS, motor listrik buatan ITS dan kontrol mobil juga buatan ITS. Syaratnya mobil dapat diterima oleh publik harus ada pemenuhan proteksi. Untuk baterei kalau over chrager akan meladak dan juga kapasitas penyimpanan energinya yang akan terus dikembangkan," katanya.

Rencananya, EC ITS juga akan menjalani simulasi uji tabrak. Hanya saja, simulasi ini tidak menggunakan metode tabrak yang sebenarnya karena membutuhkan biaya yang mahal. Pihak ITS akan melakukan simulasi dengan software komputer.

"Kita akan validasi dan simulasi di komputer. Maunya uji tabrak langsung, tapi kalau uji tabrak langsung biayanya mahal," tutup Yuniarto.

(zwr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini