Selama sembilan bulan pertama tahun ini, penjualan tertinggi diraih oleh Toyota sebesar 298.646 unit. Kemudian menyusul Daihatsu sebesar 120.664 unit, Mitsubishi 109.461 unit, dan Suzuki 87.882 unit.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra mengatakan, jumlah penjualan Daihatsu di September 2012 yang sebesar 15.322 unit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 11.028 unit, didorong oleh jam kerja karyawan yang sudah normal. Pasalnya, penjualan Daihatsu di Agustus 2012 mengalami penurunan menjadi 11.029 unit dari 13.995 unit di Juli.
“Penjualan bulan September naik karena liburnya tidak sepanjang waktu momen Lebaran kemarin. Hari kerja karyawan lebih panjang dibandingkan Agustus,” kata Amelia ketika dihubungi di Jakarta.
Selain itu, dia menambahkan, ajang dalam ajang Indonesian International Motors Show (IIMS) 2012 juga sangat mendorong penjualan di September tahun ini. Amelia menyebutkan, penjualan Daihatsu di ajang IIMS mencapai sekitar 493 unit.
“Kami sudah perkenalkan Daihatsi Ayla tapi kami belum menjualnya, jadi kami tawarkan mobil dengan model yang sudah siap,” ucapnya.
Amelia menjelaskan, hingga akhir tahun ini, Daihatsu menargetkan penjualan sekitar 150.000 unit atau meningkat dibandingkan realisasi penjualan pada tahun lalu yang sebesar 139.544 unit.
Selama Januari hingga September 2012, penjualan Daihatsu sudah mencapai 120.664 unit. “Penjualan hingga akhir tahun ini pasti meningkat dibandingkan tahun lalu,” tandasnya.
Sebelumnya, Gaikindo optimistis, penjualan mobil hingga akhir tahun ini bisa menembus 1 juta unit. Ketua Umum Gaikindo Sudirman Maman Rusdi mengatakan, industri automotif Indonesia bisa menyalip Thailand dalam 3-4 tahun mendatang.
Menurutnya, hal itu harus didukung oleh sejumlah faktor, seperti kesiapan infrastruktur, kebijakan pemerintah, pemberian insentif untuk penelitian dan pengembangan, dan kemudahan dalam mendapatkan bahan baku, seperti besi baja, aluminium, karet dan plastik.
“Kalau infrastruktur berjalan dan ekonomi membaik maka pelaku industri akan tambah kapasitas sesuai demand yang ada. Kita sudah bicara dengan pemerintah. Blue print pemerintah sudah ada,” ucapnya.
(zwr)
