Share

Bus Listrik Versi Produksi Harganya Lebih Murah

Fiddy Anggriawan , Okezone · Rabu 27 Juni 2012 12:44 WIB
https: img.okezone.com content 2012 06 27 52 654575 HeXbyC7ls6.jpg F: Bus Listrik LIPI (Fiddy A/Okezone)

JAKARTA - Pembuatan prototype research mobil listrik nasional jenis angkutan umum dan city car, diakui Mentri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta menghabiskan dana Rp1,2 sampai 1,6 milyar. Namun, untuk edisi produksi ternyata lebih murah sampai 30 persen.

"Untuk penelitian dua type mobil ini dibutuhkan sekira Rp 1,2 sampai 1,6 milyar. Tapi ini total keseluruhan termasuk penelitian, administrasi. Tapi kalau sudah diproduksi turun 30 persen jauh lebih murah," jelas Gusti kepada wartawan di ruang tamu Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (27/6/2012).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Gusti menjelaskan, proses penelitian dan pembuatan prototype research untuk kedua mobil listrik tersebut tidak bisa terukur harganya. Namun, dipastikan jika prototype produksinya sudah jadi maka harganya akan jauh lebih murah.

"Harganya belum diketahui. Tapi, yang jelas nanti akan lebih murah kalau sudah diproduksi secara massal," lanjutnya.

Menurutnya, ada beberapa hal teknologi kunci pada mobil listrik ini. Pertama, berkaitan dengan rancang bangun platformnya. "Kalau masalah itu, 100 persen kita bisa melakukannya di dalam negeri," terangnya.

Kedua, electric control system. "Kalau ini kondisinya di Indonesia sebagian bisa di dalam negeri, sebagian masih harus diimpor dari luar negeri," ujar Gusti.

 

Kemudian yang ketiga, teknologi baterainya. "Yang vital adalah baterainya. Kalau kita bisa menguasainya, maka kita kuasailah pengembangannya. Saat ini masih impor dari Amerika Serikat (AS). Bahannya lithium, jadi sangat bagus, tergantung sumber energinya kalau besar kita isi ulang sebentar saja. Tapi kalau rendah bisa 4 jam untuk berjalan sejauh 150 km," simpulnya.

 

Dua prototype researchnya sudah jadi. Nanti 2014 akan ada pengembangan tingkat dua yang disebut prototype produksi dan sudah mengalami perbaikan-perbaikan. "Selama dipakai akan kita pantau terus kekurangannya, seperti Menteri Perhubungan yang menyarankan agar kacanya bisa di buka-tutup. Inikan awalnya kacanya permanen jadi kalau AC-nya mati bisa repot nanti," tutupnya.

(zwr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini