Share

Indonesia Sangat Bergantung pada Prinsipal Mobil Asing

Azwar Ferdian, Okezone · Selasa 29 Mei 2012 18:50 WIB
https: img.okezone.com content 2012 05 29 52 637836 Gdya3h57Gb.jpg F: varian Truk Hyundai (tntruck)

JAKARTA - Industri automotif seperti mobil, truk dan bus menjadi sektor yang salah urus dari Pemerintah. Kondisi Ini membuat industri automotif pun sulit berkembang, karena membuat Indonesia menjadi sangat bergantung kepada luar negeri.

Kondisi ini berbeda dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang atau Korea Selatan, yang selalu berupaya melindungi industri penting dalam menopang kehidupan ekonomi negara, termasuk otomotif. Contohnya, saat AS dihantam krisis ekonomi pada 2008 silam, Chrysler menjadi perusahaan yang mendapat bantuan dari Pemerintah AS.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Hal tersebut dinyatakan oleh pengamat automotif Suhari Sargo saat berkomentar mengenai pemutusan sepihak PT Hyundai Motor Corporation (PT HMC) terhadap PT Korindo Heavy Industry (PT KHI), selaku agen tunggal pemegang merk kendaraan angkutan niaga seperti bus dan truk merk Hyundai.

Menurut Suhari, lemahnya posisi KHI tidak lain disebabkan oleh perbedaan struktur kepemilikan modal asing tersebut, meskipun saat ini KHI telah menjual lebih kurang 7.361 unit kendaraan bus dan truk.

Kuasa hukum PT KHI Hotma Sitompoel sempat mengklaim penurunan kinerja penjualan PT KHI, isebabkan oleh faktor eksternal krisis ekonomi dunia yang terjadi pada tahun 2010 lalu. Pernyataan ini juga dibenarkan oleh Suhari.

Penurunan penjualan PT KHI yang terjadi pada tahun 2010 lalu, seharusnya tidak bisa dijadikan alasan bagi HMC untuk memutuskan kerjasama secara sepihak. Secara internal PT KHI sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), telah berjuang maksimal menjual kendaraan niaga merk Hyundai di Indonesia dengan membangun sejumlah infrastruktur seperti pabrik perakitan. KHI juga memberikan layanan purna jual bagi pelanggannya, meskipun PT HMC sendiri kerap lamban dalam menangani berbagai masalah yang terjadi.

Di mata Suhari Sargo, produk kendaraan niaga Merk Hyundai adalah produk yang biasa-biasa saja, karena produk dengan merk lain dipandang lebih dominan. Hal ini tentu menjadi persoalan sendiri bagi PT KHI, terutama dalam membangun reputasi atas produk yang dijualnya. Sehingga keberhasilan PT KHI yang telah menjual 7.361 unit kendaraan bus dan truk merupakan prestasi tersendiri, karena tidak mudah untuk meraih dan meyakinkan pelanggan di tengah dominasi merek lain.

Pemutusan sepihak ini membuat PT KHI kesulitan dalam melayani sejumlah pelanggannya. "Hal ini bisa saja mempengaruhi reputasi produk Hyundai secara keseluruhan, termasuk produk Hyundai untuk kendaraan penumpang. Karena tidak mudah meyakinkan konsumen bahwa tidak semua produk Hyundai bermasalah," ujar Suhari.

(zwr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini