Share

BUMI: Kondisi Utang Tergantung Faktor Eksternal

Widi Agustian , Okezone · Sabtu 05 Mei 2012 15:35 WIB
https: img.okezone.com content 2012 05 05 278 624346 FESfVhCgoz.jpg Logo Bumi Resources. (Foto: Bumi Resources)
A A A

JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menuturkan, arus kas operasionalnya sekarang ini memang tergantung kepada faktor yang tidak bisa dikendalikannya. BUMI mengakui, harga jual batu bara, juga kondisi ekonomi global sangat mempengaruhi kondisi keuangan perseroan.

Sebelumnya, Standard & Poors Ratings Services menilai arus kas operasional Bumi Resources tidak bisa memenuhi kewajiban perseroan yang jatuh tempo pada tahun depan senilai USD480 juta (Rp4,41 triliun). Seiring dengan penilaian tersebut, lembaga pemeringkat tersebut merevisi prospek Bumi Resources menjadi negatif dari semula stabil.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Kekhawatiran yang diungkapkan S&P terkait ancaman tidak terbayarnya utang jatuh tempo Bumi Resources adalah tergantung faktor yang tidak bisa kita kontrol," kata Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava kepada Okezone, Sabtu (5/5/2012).

Dia menjelaskan, BUMI memang membutuhkan dana untuk ekspansi anak usahanya PT Kaltim Prima Coal (KPC). Pendanaan ekspansi tersebut, lanjut dia, bergantung kepada dana yang berasal dari Bukit Mutiara, Recapital dan PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS).

Sebelumnya, SP menjelaskan prospek negatif BUMI mencerminkan utang perseroan yang lebih tinggi dari antisipasi S&P.

"Prospek negatif tersebut juga mencerminkan ekepektasi kinerja operasional Bumi Resources akan melemah pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini berdampak terhadap pertumbuhan arus kas perseroan yang tumbuh moderat," kata Analis S&P Vishal Kulkarni belum lama ini.

Menurutnya, dua faktor ini akan membatasi kemampuan Bumi Resources untuk mengurangi beban utang dalam setahun ke depan.

"Kami menilai risiko finansial Bumi Resources pada level agresif.  Kami perkirakan rasio dana dari operasional terhadap total utang mencapai level sekitar 10 persen dalam 12 bulan hingga 18 bulan ke depan sehingga membatasi upaya pembayaran  maupun pembiayaan kembali utang," tutur Vishal.

"Kami melihat ada kewajiban Bumi Resources senilai USD480 juta yang jatuh tempo pada tahun depan dan review terhadap penilaian perseroan akan dilakukan apabila gagal menggalang dana untuk memenuhi kewajiban tersebut," tambahnya.

(wdi)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini