Share

Beri Diskon Gede-Gedean, Penjualan Toyota Naik Tajam

Prasetyo Adhi, Okezone · Senin 15 Maret 2010 15:15 WIB
https: img.okezone.com content 2010 03 15 52 312698 S58k22k7TI.jpg (foto: Ist)

WASHINGTON- Meski masih diselimuti badai recall, namun penjualan Toyota di Amerika Serikat (AS) mulai pulih. Semua itu disinyalir akibat gencarnya program promosi yang dilakukan pabrikan Jepang tersebut.

Recall jugaan unit produksinya sejak awal 2010 memang tak ayal menghantam popularitas Toyota sebagai industri automotif raksasa dari Jepang.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Namun menyadari reputasinya mulai menyusut, beberapa diler Toyota di AS langsung memberikan langkah promosi yang agresif demi kembali menjaring konsumennya. Diantaranya pemberian bunga cicilan 0 persen. untuk Avalon, Camry, Highlander, Matrix, RAV4, Tundra, dan Yaris.

Program diskon ini tentu bertujuan merehabilitasi kepercayaan konsumen terhadap Toyota akibat insiden jutaan recall produk mereka diseluruh dunia itu.

"Kami meluncurkan program ini untuk memperluas pelanggan kami, serta berterima kasih kepada mereka atas kesetiaan yang telah diberikan pad aproduk-produk kami," kata Vice President and General manager Division Toyota AS, Bob Carter seperti dikutip dari Autoevolution, Senin (15/3/2010).

Dan apa yang dilakukan Carter beserta timnya terbukti berhasil. Hanya delapan hari berjalan di bulan Maret, penjulan Toyota di AS melonjak hingga 50 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Bahkan para analis memprediksi, pangsa pasar ritel Toyota akan meningkat dari 12,8 persen menjadi 16,8 persen dalam satu bulan.

"Apa yang Toyota lakukan adalah mencoba meraih pasar yang lebih rendah dengan menetapkan harga yang lebih murah dibanding kompetitornya. Ini menyebabkan konsumen terus tertarik untuk membeli meski sebenarnya masih ada keraguan dalam diri mereka," ungkap analis dari University of Miami School of Business Administration, Prof. Chester Schriesheim.

(uky)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini