JAKARTA- Menanggapi masalah pedal rem pada Prius, PT Toyota Astra Motor (TAM) enggan menyebutnya sebagai recall. Lantas apa definisi recall versi TAM.
Presiden Direktur TAM Johnny Darmawan menuturkan definisi recall itu sendiri masih rancu di kalangan industri automotif.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Seharusnya kita tetapkan dulu apa sebenarnya makna istilah recall itu sendiri," kata dia kepada sejumlah wartawan yang hadir di Kantor Pusat TAM, Sunter, Jakarta, Selasa (23/2/2010).
Menurut Johnny, kalau terjadi kerusakan 100 persen pada produk-produk yang dihasilkan, baru bisa disebut recall. "Tapi kalau masih dugaan itu bukan recall, kita panggil konsumen sebagai bentuk tanggung jawab kita sebagai produsen," kilahnya.
Dirinya menyebutkan, jika terjadi keluhan akibat suatu kesalahan pada hasil produksi, maka Toyota akan menindaklanjuti terlebih dulu masalah tersebut. "Kita cek dulu kesalahan itu apakah dari proses produksinya, kesalahan pada alatnya, atau bahan yang digunakan alat itu," papar dia.
Jika memang sudah ditemukan, katanya, maka langkah selanjutnya TAM akan memeriksa seluruh unit yang diproduksi hari itu untuk model yang bersangkutan. "Kalau memang ternyata semuanya cacat baru kita benahi," kata dia.
Hal inilah yang menurut Johnny pantas disebut recall. "Kalau yang cacat 100 persen ternyata menyangkut unit produksi massal, kita panggil konsumennya, tapi kalau yang impor langsung dalam jumlah terbatas, kita datangi konsumennya seperti Prius," kata pria ini.
Dan semua keputusan tersebut, ungkapnya, harus melalui persetujuan dari prinsipal Toyota Motors Corp. (TMC) di Jepang.
(uky)
