JAKARTA - Kesadaran resiko berlalu lintas seharusnya sudah ditanamkan sejak dini. Pasalnya, angka kecelakaan yang menimpa generasi muda lebih tinggi ketimbang yang lain.
Demikian pesan Head of Research & Extention Sekolah Tinggi Management Asuransi (STMA) Trisakti Bagus Suhendar disela acara seminar "Melek Resiko Berlalu lintas" bagi pelajar SMU dan Mahasiswa akhir pekan kemarin.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Karena menurutnya, jumlah kecelakaan yang menimpa para generasi muda Indonesia cukup mengkhawatirkan. "Kita prihatin terhadap angka kecelakaan yang menimpa anak-anak muda," papar dia.
Tidak memakai perlengkapan berkendara yang baik seperti helm, sabuk pengaman, serta kebut-kebutan di jalan, kata Bagus, merupak satu bentuk ketidaksadaran generasi muda terhadap akibat dan resiko berlalu lintas.
"Coba bayangkan berapa banyak anak muda yang kalau naik motor tidak pakai helm atau naik mobil tidak pakai sabuk pengaman. Ini mencerminkan mereka tidak tau bagaimana resiko berlalu lintas yang bisa membahayakan dia maupun pengguna jalan yang lain," katanya.
Dengan adanya kegiatan bertema safety riding semcam ini, dirinya berharap, kesadaran akan resiko berlalu lintas yang mungkin saja menimbulkan kecelakaan akan mampu ditumbuhkan sejak usia dini.
"Mereka jadi bisa mengetahui, apa saja resiko yang bisa ditimbulkan saat berlalu lintas. Dengan gaya mereka, tentunya pesan ini akan lebih mudah diserap," ujar dia.
Menjaring 30 SMU dan 10 Universitas, selain seminar, acara ini juga diisi dengan lomba desain poster serta praktek safety riding dan pelatihan simulator safety riding dari PT Wahanaarta Harsaka sebagai main diler motor Honda.
Bagus mengungkapkan, acara seperti ini rencananya akan digelar secara nasional sehingga diharapkan bisa menciptakan kesadaran berkendara di jalan yang lebih aman dan nyaman.
(uky)
