Share

Roadshow Gaikindo 2007 Berakhir di Bali

M Budi Santosa, Okezone · Senin 03 Desember 2007 20:07 WIB
https: img.okezone.com content 2007 12 03 52 65609

NUSA DUA - Setelah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan, melintasi 5 kota dan jarak lebih dari 1.432 km, rombongan konvoi Clean Vehicle Gaikindo 2007 akhirnya berakhir di hotel Santika, Kuta, Bali.

Perjalanan panjang dan melelahkan ini membawa pengalaman tersendiri bagi setiap peserta konvoi. Rombongan konvoi ini telah singgah di beberapa kota antara lain Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, dan Malang.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Di setiap kota para peserta konvoi diterima dengan baik oleh pemerintah kota yang disinggahi. Keramahan setiap pemerintah kota membawa kesan tersendiri di hati peserta. Konvoi ini diikuti oleh 17 kendaraan dari berbagai ATPM yang tergabung dalam Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO).

Acara roadshow ini merupakan kegiatan pendukung dalam United Nations Framework Conference on Climate Change (UNFCCC) yang diselenggarakan di Bali pada 3-14 Desember 2007 di Nusa Dua, Bali.

Dalam acara ini sejumlah kendaraan milik anggota-anggota Gaikindo akan dipamerkan. Kendaraan-kendaraan ini menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

Rombongan ini berangkat dari Hotel Darmawangsa Jakarta pada 28 November 2007 dan dilepas oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar. Menurut Rachmat dalam sambutannya, fungsi Gaikindo sangat krusial dalam menanggulangi pemanasan global dan perubahan iklim. Emisi gas rumah kaca antara lain disebabkan oleh kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil.

Menurut dia, perubahan iklim tidak dapat dicegah namun bisa diperlambat. "Jangan sampai hal yang terburuk terjadi," ujar Rachmat.

Rachmat yakin bahwa dengan kendaraan yang ramah lingkungan, maka perubahan iklim bisa dikurangi efek-efeknya. Dalam Public Expose Monitoring Quality Report di hotel Darmawangsa, padal 28 November 2007, Ridhwan D Tamin, asisten Deputi Bidang pencemaran emisi bergerak menyatakan bahwa hampir di semua kota-kota besar di Indonesia sudah lepas dari timbal.

Namun bukan berarti pencemaran udara berhasil dihilangkan. Efek-efek dari pencemaran udara masih tetap ada. Pencemaran udara ini berpotensi menimbulkan berbagai macam penyakit seperti infeksi saluran pernafasan, hipertensi, dan kegagalan ginjal.

Dalam UNFCCC kali ini diharapkan kesadaran masyarakat bisa tergugah untuk memperbaiki kondisi lingkungan. Kerja sama berbagai pihak amatlah diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih.

(mbs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini